Anand Krishna Tentang Spiritualitas dan Kebahagiaan

Blog Komentar Dinonaktifkan pada Anand Krishna Tentang Spiritualitas dan Kebahagiaan

Pandangan Anand Krishna Tetang Spiritualitas dan Kebahagiaan di Radio Pesona FM Jakarta

 

Di dalam acara talk show radio yang disiarkan di Radio Pesona FM, 04 Juni 2006. Anand Krishna tokoh spiritual humanis dan penulis ratusan judul buku dengan tema spritual, kembali berbagi pemahaman beliau tentang spiritualitas dan kebahagian.

Dimana seperti biasa Anand Krishna menjelaskan dalam bahasa sederhana yang mudah dimengerti oleh manusia modern, mari sama-sama kita simak penjelasan beliau dan semoga bisa bermanfaat bagi kita semua dalam memahami spiritualitas dan kebahagiaan.

 

 

Di seluruh dunia, peta spiritual hanya ada di 2 belahan bumi yakni di Indonesia dan Tibet dan di keduanya ini ada kemiripan yang luar biasa di mana spiritual itu tidak pernah dipisahkan menjadi suatu agama yang formil.

Gerakan spiritual menjadi sangat kuat dikarenakan kejenuhan yang terjadi di seluruh dunia bahwa tidak ada satupun persoalan yang dipecahkan oleh agama formil. Selama 2000 tahun terakhir, terjadi sebanyak 3000 perang atas nama agama.

Agama selalu dijadikan kambing hitam padahal tujuannya adalah ekonomi. Hal ini dikarenakan sangat mudah untuk mengangkat senjata terhadap orang yang beragama lain dan ini disebabkan karena agama adalah conditioning awal dalam diri seseorang.

Bila seseorang tidak secara sadar membebaskan diri dari conditioning bahwa agamanya yang terbaik, ia akan sangat mudah mengangkat senjata melawan orang yang beragama lain.

Setiap orang harus mengatakan bahwa ia menempuh jalan melalui agama tertentu, namun bukan berarti jalan yang ia ambil tersebut merupakan yang terbaik. Semua jalan sama-sama baik adanya.

 

Sangat Sedikit Sekali Orang Yang Benar-Benar Ingin Mendalami Spiritual

Orang-orang sudah mulai jenuh melihat hal-hal yang terjadi di sekitar, dimana kelompok-kelompok tertentu melakukan tindakan anarkis sambil meneriakkan nama Tuhan. Orang-orang yang jenuh tersebut mulai berfikir dan mulai mencari sesuatu yang lain.

Tantangan kita saat ini berat sekali sehingga harus ada suatu gerakan masa yang luar biasa. Misalnya, kita tidak bisa memisahkan spiritual dari politik. Jadi, para politisi harus mempunyai will, kehendak yang kuat untuk menyelesaikan persoalan.

Tanggal 7 Mei di Newsweek diangkat isu yang penting sekali tentang happiness rating, betapa bahagianya manusia. Bbc mengangkat isu ini berminggu-minggu namun tidak ada satupun media di sini yang  terpicu, tergelitik untuk mengangkat isu tersebut.

Banyak sekali penelitian yang mengatakan bahwa yang membuat manusia bahagia ternyata bukanlah uang. Yang membuat manusia bahagia, pertama-tama adalah health, kesehatan. Kedua adalah relasi, interaksi dengan sesama manusia. Ketiga, rasa puas, contentment.

Di Inggris, seseorang yang berpenghasilan mencapai 10.000 poundsterling dalam setahun, satu pounsterling di atas itu tidak membuatnya bahagia. Hal itu menandakan bahwa ia bisa berpuas diri dengan 10.000 pound sekitar Rp. 120.000.000 yang dengan uang sebesar itu hanya cukup untuk keperluan pokok saja, namun ia puas berbeda orang orang-orang di sini.

Indonesia menjadi salah satu pusat spiritual karena agama tidak pernah dipisahkan dari kehidupan.  Pertanyaan, “Bilamana seseorang tidak menganggap agama yang dianutnya adalah jalan yang terbaik, lalu apa tujuannya?”.

Tujuannya adalah keyakinan pada kebaikan itu sendiri, namun untuk mencapai kebaikan itu seseorang  boleh menggunakan berbagai cara. Orang lain boleh menggunakan cara lain namun tujuannya adalah kebaikan.

Kita harus sepenuhnya sadar bahwa ada spiritualitas dalam semua agama. Bila seseorang beragama islam dan ia menggali  keislamannya, di situlah ia menemukan spiritualitas. Begitu juga dengan seseroang yang beragama lain. Sehingga tidak ada urusan untuk berpindah agama.

Kalau ada orang yang berpindah agama, sebetulnya ia kurang cerdas. Ia harus menggali dalam agamanya itu. Ada kemungkinan bahwa seseorang mengapresiasi agama orang lain, namun ia menggali ajaran agama yang dianutnya karena itulah conditioning paling awal di dalam dirinya.

Kalau seseorang tidak menggali dalam agamanya, ia bisa menjadi fanatik.

Ada pertanyaan, “bagaimana dengan orang yang berpindah agama karena adanya keraguan terhadap apa yang mereka cari, itu bukan suatu hal yang burukkah baginya?”

Keraguan akan menciptakan suatu fanatisme, karena jika seseorang percaya pada kebijakan Allah, ia harus percaya bahwa semua agama yang eksis itu karena kehendakNya. Dan bila seseorang lahir dalam suatu keluarga dengan agama tertentu dan ia pindah agama, ia meragukan kebijakan DIA.

Alih-alih berpindah agama, seharusnya orang tersebut mengerahkan seluruh upaya pencariannya untuk menggali lebih dalam pada agamanya sehingga ketika ia menemukan spiritual seluruh keraguan akan hilang, menguap. Dan kemudian ia bisa bergandengan tangan dengan siapa pun juga.

Pertanyaan, “Kalau tidak boleh meyakini kalau agama saya adalah yang terbaik, bagaimana saya menghindarkan kebingungan bahwa saya ingin jalan terbaik karena saya banyak terselamatkan dari kenistaan karena keyakinan terbaik itu?”

Bagaimana seseorang bisa mengatakan itu adalah yang terbaik bila ia belum mencoba semuanya?

Konsep yang menyatakan ini terbaik, itu terbaik sebenarnya sudah keliru.

Sinkretis adalah pencampur adukkan beberapa agama dan menciptakan suatu agama baru.  Saya sedang berusaha mengatakan bahwa tidak ada urusannya untuk membuat agama baru. Bagi yang beragama Islam, silakan menggali dalam islam.

Pertanyaan, “Langkah apa yang mesti dilakukan untuk membersihkan diri agar bisa masuk dalam wilayah cinta?”

Tataplah kebencian, masuklah ke dalam kebencian itu sampai ke dasarnya.  Seperti halnya kita berada di atas pusaran air, biarlah diri Anda terbawa ke bawah dan setelah itu Anda akan terpental sendiri ke atas, keluar dari kebencian itu. Kita cari tahu kenapa membenci.

 

 

 

Buku Kehidupan Landasan Spiritualitas Anand Krishna

Buku “Kehidupan: Panduan untuk Meniti Jalan ke dalam Diri” adalah buku pertama Anand Krishna yang diterbitkan di Indonesia, dimana di dalam buku tersebut berisikan landasan spiritulitas Anand Krishna.

Melalui buku “Kehidupan: Panduan untuk Meniti Jalan ke dalam Diri” tersebut lahirlah penjelasan-penjelasan terkait spiritual dalam buku-buku Anand Krishna berikutnya. Esensi pemahaman Anand Krishna ada di dalam buku tersebut, bagi Anda yang sedang menggali pemikiran Anand Krishna terasa kurang lengkap jika Anda tidak mendalami buku “Kehidupan: Panduan untuk Meniti Jalan ke dalam Diri”.

Bagi para penjelajah rohani – terlepas dari agama yang ia peluk – hidup ini menawarkan cakrawala yang merentang tanpa batas, menembus langit tertinggi. Keluasan cakrawala itu menyibakkan misteri yang agung, yang membuat hidup ini menjadi suatu selebrasi, suatu perayaan.

Dengan bekal yang tak pernah basi – yaitu cinta kasih – pengembaraan itu tak akan pernah membosankan, dan kepenuhan hidupnya menjadi hadiah cuma-cuma bagi kebahagiaan sesama yang sering terjebak oleh keresahan dan kekhawatiran yang bersumber pada hal-hal yang serba semu.

Buku kecil ini adalah kado besar bagi mereka yang mencari apa arti hidup penuh.

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama