Anand Krishna Tentang Saptapadi dan Perkawinan Yang Bahagia
On Desember 5, 2018 Blog Komentar Dinonaktifkan pada Anand Krishna Tentang Saptapadi dan Perkawinan Yang Bahagia Tag:Anand Krishan Saptapadi, anand krishna, SaptapadiPandangan Anand Krishna Tentang Perkawinan Yang Bahagia Yang Terkandung Dalam Kebijaksanaan Saptapadi
Anand Krishna adalah seorang tokoh spiritula humanis yang juga sekaligus penulis ratusan buku yang bertemakan tentang spiritual, meditasi, yoga, kebudayaan dan pemberdayaan diri. Pada suatu kesempatan, Anand Krishna berkenan membedah buku “Saptapadi – 7 Langkah Menuju Keluarga Bahagia” dalam sebuah acara talkshow radio di Radio D FM apda tanggal 01 Juli, 2009.
Meskipun pembahasan tersebut sudah cukup lama, namun pemikrian beliau terkait dengan perkawinan yang bahagia masih relevan dengan kondisi saat ini. Karenanya bagi Anda yang belum mendengarken pemaparan beliua mari sama-sama kita simak talk show tersebut.
Saptapadi Adalah 7 Langkah Menjadikan Perkawinan Tempat Berpijak Untuk Memasuki Pertemuan Agung
Anand Krishna menjelaskan tekait dengan Saptapadi, dimana beliau telah menuliskannya dalam buku “Saptapadi – 7 Langkah Menuju Keluarga Bahagia”.
Anand Krishna menjelaskan jika Saptapadi adalah tujuh langkah bagi mereka yang hendak menjadikan perkawinan tempat berpijak untuk memasuki Pertemuan Agung. Saptapadi adalah tujuh langkah bagi mereka yang tak ingin perkawinan hanya menjadi pertemuan antara dua badan di atas satu ranjang.
Saptapadi adalah tujuh langkah bagi mereka yang ingin perkawinan menjadi sarana untuk tumbuh dan berkembang bersama menjadi manusia sempurna.
Saptapadi adalah warisan bagi kita yang mendambakan kesucian sebuah perkawinan… kebahagiaan yang sejati.
Apa Itu Perkawinan?
Anand Krishna kemudian mencoba menggali lebih dalam lagi terkait dengan perkawinan, dimulai dari sebuah pertanyaan “Apa sih kawin itu?”. Dijelaskan bahwa kawin tersebut tidak semata-mata seks, tidak semata-mata mencukupi kebutuhan nafkah batin. Tidak juga semata-mata terpuaskannya kebutuhan seks.
Di solo ada candi sukuh, candi cetoh yang dulu bukan tempat pemujaan namun suatu kampus untuk mengajarkan seksologi namun sekarang tidak seperti itu.
Di dalam kitab atau serat centhini ada disebutkan bahwa siapa yang menemukan pria dalam wanita dan yang menemukan wanita dalam pria dia adalah orang yang sempurna.
Pengertiannya adalah bahwa dalam setiap orang itu, di dalam pria ada kewanitaan dan di dalam setiap wanita itu ada kepriaan, kejantanan. Dan ini yang harus kita deteksi sehingga kita bisa menemukan seseorang yang seutuhnya.
Jadi perkawinan di dalam tradisi kita adalah untuk menemukan jati diri itu. Jadi, setiap pria bercermin pada pasangannya untuk menemukan kewanitaan dalam dirinya, begitu juga sebaliknya.
Ini merupakan filosofi yang sangat tinggi sekali. Bila kita belum menemukan hal itu, kita belum bisa menjadi manusia yang sempurna.
Ketika seseorang telah berhasil menemukan hal itu, dia menjadi puas dalam pengertian yang seluas-luasnya. Tidak mengejar sesuatu yang ada di luar diri, padahal tidak ada di luar, tapi ada di dalam diri.
Dan sesungguhnya setiap orang dapat menemukannya lewat pasangannya. Jadi melalui perkawinan ini kita bisa menemukan jati diri kita yang seutuhnya. Jadi perkawinan itu bukan sekedar seks atau senggama.
Penjelasan Anand Krishna yang mendalam itu bisa memberikan jawaban akan tujuan dari sebuah perkwinan dalam kebijakan Saptapadi, sungguh sebuah kebijakan yang sangat dalam dimana menjadikan sebuah perkawinan sebagai sesuatu yang sakral dan menjadi media sebagai pengembangan diri.
Cinta Tidak Bisa Dibuat-buat
Anand Krishna beseloroh jika di Barat ada istilah making love, cintanya dibuat-buat. Atau membuat cinta . . . . . Bagaimana kita bisa mengadakan atau membuat cinta? Apakah kita bisa membuat cinta bila Cinta itu adalah Tuhan? Berarti making love itu sama dengan making God?.
Selorohan Anand Krishna tersebut memberikan wawasan tersendiri terkait dengan suatu istilah dari suatu tradisi atau kebudayaan, dimana istilah-istilah tersebut menjadi sangat berkaitan erat dengan tingkat kesadaran manusia yang hidup dalam kebudayaan yang bersangkutan.
Dijelaskan lebih mendalam lagi terkait istilah bangun tresno, bangkit tresno, bangkit di dalam cinta di dalam tradisi kita bukan making love. Bangkit di dalam cinta itu berarti kesadaran kita yang meningkat.
Senggama itu bukan sekedar making love dalam pengertian persetubuhan, tetapi pertemuan yang bisa berarti pertemuan tubuh, pertemuan energi, pertemuan emosi dan pertemuan lainnya.
Sungguh sebuah kebijaksanaan yang luar biasa yang terkandung di dalam Saptapadi, dimana ini adalah merupakan warisan leluhur nusantara. Dimana mereka sudah memunculkan istilah-istilah yang mendalam dan memiliki makna filosofi dan kebijaksanaan.
Pembuktian Kelayakan Bagi Laki-Laki
Di dalam tradisi nusantara ada semacam adat bahwa ketika dua orang akan menikah, mereka mengambil sumpah. Yang pertama laki-laki berjanji lebih dahulu. Perkawinan itu disebut sebagai svayamvara dalam bahasa Jawa kuno.
Sekarang kata svayamvara ini menjadi sayembara. Svayamwara yang berarti yang memilih pasangan itu seorang wanita bukan pria. Seperti dalam kisah Ramayana bahwa Sitha yang memilih Rama bukan sebaliknya.
Pada hakikatnya adalah wanita yang harus memilih dan pria harus membuktikan bahwa ia pantas untuk dipilih bukan sebaliknya. Sehingga bila terjadi perkawinan pun pria terlebih dahulu yang berjanji untuk menyediakan makanan dan minuman yang secukupnya. Pria itu berjanji akan membantu wanitanya dalam segala hal.
Seorang pria harus menghargai wanita. Dan setelah mendengarkan janji dari sang prianya, wanitanya pun menjawab bahwa ia menerima sang pria karena pria itu bertanggung jawab. Dan sang wanita juga mengambil tanggung jawab atas seluruh urusan di dalam rumah dan mengurusi keuangan.
Anda bisa mendengarkan talkshow tersebut melalui rekanan audio dibawah ini, silahkan tekan tombol play dan semoga penjelasan dari Anand Krishna bisa membantu kita dalam menyadari bahwa sesungguhkan perkawinan tersebut adalah sebuah media untuk pemberdayaan diri agar kita dapat mengenal jati diri kita masing-masing.
Buku Saptapadi – 7 Langkah Menuju Keluarga Bahagia Sebuah Kebijaksanaan Warisan Leluhur Nusantara Yang Masih Relevan Dengan Jaman Modern Sekarang Ini
Bagaiamana?!
Sungguh luar biasa bukan penjelasan Anand Krishna terkait dengan kebijaksanaan yang terkandung di dalam Saptapadi, bagi Anda yang tertarik untuk mendalami lebih lanjut tentang Saptapadi, Anda bisa membacanya melalui buku Saptapadi – 7 Langkah Menuju Keluarga Bahagia dimana banyak mutiara kebijaksanaan yang bisa dijadikan refrensi untuk menghiasi perkawinan.
Saptapadi adalah tujuh langkah bagi mereka yang hendak menjadikan perkawinan tempat berpijak untuk memasuki Pertemuan Agung.
Saptapadi adalah tujuh langkah bagi mereka yang tak ingin perkawinan hanya menjadi pertemuan antara dua badan di atas satu ranjang.
Saptapadi adalah tujuh langkah bagi mereka yang ingin perkawinan menjadi sarana untuk tumbuh dan berkembang bersama menjadi manusia sempurna.
Saptapadi adalah warisan bagi kita yang mendambakan kesucian sebuah perkawinan… kebahagiaan yang sejati.